Jumat, 27 November 2015

Kepada yang tersayang; hatersku yang malang

Menjadi seseorang dengan banyak pembenci bukan pilihan hidup. Itu adalah hasil dari bagaimana kamu membungkus rapi segala sesuatunya dan mengenalkannya pada yang lain. Lupakan respon positif negatif, itu sudah pasti terjadi. Terlihat baik, manis, mungkin berhasil merubah persepsi dua atau tiga orang tentang dirimu. Lalu untuk yang lain?

Pembenci hanya akan bekerja sebagai pembenci. Membicarakan apa saja mengenai dirimu, kemudian menulis banyak sindiran dengan harapan semua itu akan kamu baca. Pembenci akan merasa dirinya berhasil saat kamu jatuh, lemah, menangis, mengeluh, gagal dan tak ingin mencoba lagi. Lalu, kamu hanya tinggal memilih. Pertama, apakah kamu akan semakin bersedih, menganggap dirimu benar-benar gagal dan membiarkan dia berhasil menjadi pembenci yang handal? Atau kedua, kamu berdiri lagi dengan badan tegap, menyembunyikan semua keluhanmu, sedihmu, air matamu, tunjukkan bahwa kegagalan yang barusan kamu alami adalah sesuatu yang harus terjadi, mungkin itu skenario dari Tuhan, mungkin cobaan cobaan yang harusnya dengan mudah kamu tangani. Kamu hanya harus membuktikan kepada mereka para pembenci bahwa kebahagiaan mereka atas kegagalanmu adalah pacuanmu untuk maju dan jauh meninggalkan pembenci-pembenci itu di bumi.

Hidupmu adalah hidupmu, kamu yang menjalani, kamu pula yang menerima hasilnya sendiri. Pembenci selalu ada di belakangmu, tapi lupakan saja, mereka hanya berjaga-jaga kalau suatu saat kamu menghentikan langkahmu, melambaikan tangan, menangis, berlutut, menyerah dan memilih untuk mundur; mereka akan tertawa sekeras-kerasnya di dekat telingamu. DI DEKAT TELINGAMU SEKERAS-KERASNYA! Lalu kau akan membiarkannya? Jangan hidup menjadi orang bodoh, Sayang. Kamu hidup untuk kebebasanmu dan keberhasilanmu. Bukan untuk menyenangkan hati mereka para pembenci. Kamu berdandan seperti apapun seperti siapapun, pembenci akan tetap membenci.

Biarkan pembenci-pembenci itu berkreasi, mereka bekerja juga untuk hidupnya – yang biasa-biasa saja. Biarkan saja mata pembenci memandang dirimu dan keberhasilanmu semua menyilaukan; menyakiti matanya hingga dia harus membencimu. Biarkan saja hidungnya mencium aroma kemenangan atas dirimu; berbau wangi hingga dia akan lakukan berbagai cara agar hari-harinya tak lagi tercium aromamu. Biarkan saja mulut pembenci melontarkan apa yang harusnya dia lontarkan. Tentunya, untukmu, semua umpatan itu tak akan ada pengaruhnya, bukan? Biarkan saja telinganya mendengar suara lantangmu, tentang keberhasilanmu dan rasa terima kasihmu untuk semua dorongan mereka. Upaya menjatuhkanmu, kamu anggap sebagai dorongan, bukan? Biarkan hatinya marah dan menjerit semaunya. Jangan dihiraukan. Pembencimu hanya menggemarimu; tapi dengan kemasan yang berbeda. Kamu harus menghafalkan kalimat ini.

Rabu, 25 November 2015

Tips sukses PDKT

Punya masalah PDKT? Selalu gagal kalo deketin orang yang lo suka? Pengen tau cara biar lo gampang dapetin orang yang lo suka? Sama. Cara yang bakal gua kasih ini 100% ampuh, bahkan misalkan orang yang lo suka itu udah punya pacar, lo pasti bisa dapetin juga kalo ngikutin cara gue ini.

Saya selalu ingat dengan pepatah bangsa Romawi yang berkata

"Selalu ada jalan dibalik uɐןɐظ ɐpɐ nןɐןǝs  kegagalan, asal sabar"

Iya. Emang, itu semua gak bener. Gue cuma ngarang aja.
Kalo lo udah baca tulisan gue sampe sini, berarti emang beneran lo mau tau caranya. Yauda langsung aja gue kasih tau Tips Sukses PDKT:

Langkah Pertama:

    Lo harus cari sejenis manusia yang gak ribet, gak romantis dan gak alay. Karna gue pernah punya pengalaman tentang jenis spesies kayak begitu. Jadi dulu nih yah gue pernah suka cowok dan berniat menyatakan cinta ke die, eh katanya gue mesti ijin dulu ke pemkot setempat biar bisa langsung peletakan batu permata. Lah gimana. Gue juga pernah punya pacar romantis, jadi dulu gue ulangtahun trus dikasih kejutan sama dia dengan bilang "Kenalin, ini pacar baru aku". Dan apabila gebetan kamu mau curhat, apalagi pas malem-malem, jangan pernah mau. Karna gue pernah begitu dan paginya dikasih kejutan dengan dia ngechat: "Makasih ya berkat kamu, aku balikan sama mantan aku". Ya Allah, sejak dari itu gue gak pernah mau punya pacar romantis. Dan ini yang terpenting, jangan pernah mau deketin gebetan alay, Gue pernah punya gebetan yang rela mati demi gue. Demi Allah gue gak boong, soalnya dia bilang gini"Gue mending mati deh daripada jadi pacar lo". Tuh, alay banget kan? Makanya gue males deketin gebetan alay.

Langkah Kedua:

  Ajak gebetan lo ke tempat-tempat keren. Misalnya ajak dia ke restoran mahal, pesen meja, trus bilang ke pelayannya "yang biasa ya mas", seakan-akan lo udah sering ke situ. Caper aja dulu. Tapi ngomong ke pelayannya dengan nada rendah ya, jangan nada tinggi. Jadinya malah:

"yang biasa ya mas!"
"lah saya udah biasa ini"
"kok mas nyolot sih? kan saya udah biasa"
"yaudah gak usah songong gitu dong, biasa aja mas!"

Malah berantem, "apaan sih anj*ing, gak lucu!!"
Kalo emang lo gak mampu buat ke restoran mahal, ya kerja mending lo jajan jajanan di pinggir jalan aja. Nikmatin minum teh yang namanya gelas tapi bentuknya botol, ciptakan suasan-suasana tawa, ajak bercanda. Karna bahagia itu sederhana, ketika hal yang sederhana bisa bikin bahagia. Asik.

Langkah Ketiga:

  Apa kalian pernah terperangkap dari Friendzone? Setiap deketin gebetan, pasti lo beraumsi "ah gue takut cuma jadi temen doang" atau "ah paling jadi adek-kakak doang". Tenang, gue punya solusi buat ngatasin itu semua. Hari ini, lo jangan pernah takut nembak gebetan dengan akhir yang buruk. Caranya gampang banget. Gini:

Ajak dia nikah. Ya, gue serius. Ketika nembak gebetan, langsung ajak nikah.

"kita nikah yuk?"
"hah? gak kecepetan apa? pacaran dulu aja"
"oke"

Sukses kan? Selamat, setelah baca tulisan saya ini, kalian gak akan lagi terjebak dari cuma-temenan-aja.

Langkah Terakhir:

Kalo langkah-langkah sebelumnya lo gagal, yang lo harus lakukan adalah ngaca koreksi diri. Ubah pola pikir lo, jangan pernah punya prinsip "yang penting punya pacar". Dan yang terpenting, ketika mau punya pacar, lo harus punya kesiapan, bukan saat kesepian.

Langkah terakhir longkap aja ya. Lagi ngelantur ngetiknya.

Intinya mah gak ada, kalo lo kalo mau deketin seseorang harus sabar. Karna pepatah Kolonel Russia bilang gini: "Deket deket, lama-lama jadi beket".

Jumat, 09 Oktober 2015

Semesta selalu tahu :)

Kau mungkin pernah merasa begitu sendirian, kesepian dan terluka. Menangis entah karena apa. Berlari tapi tak berpindah, mencari tapi tak menemukan, atau diam tapi merasa tak berada di mana-mana. Lalu tiba-tiba, seperti lentera dalam kegelapan, serupa udara segar yang meruapkan penat dari dalam dada, kau menemukan seseorang. Seseorang yang membuatmu mulai berpikir untuk melangkah lebih tabah, tersenyum lebih lebar, dan membuka lembar baru dalam hidupmu.

Kau mungkin pernah merasa dadamu berdebar cepat demi melihat satu inci senyumnya. Lalu entah sejak kapan, kau mulai menjadi pemerhatinya. Kau menyukai alisnya, hidungnya, bibirnya, gigi kelincinya, bahkan lesung pipi kecil yang tak sengaja ia pamerkan setiap kali ia tersenyum. Kau bahkan tahu kebiasaan kecilnya, misal ia yang menghirup kopi sebelum meminumnya, ia yang gemar menggiti kuku, ia yang gemar menggaruk tangan atau kakinya yang tanpa sadar membuatnya sendiri terluka, atau hal-hal lain yang sering ia lakukan dan membuatmu kepikiran.

Kau mungkin pernah merasa begitu bahagia saat ia akhirnya melihatmu sebagai seseorang. Sebagai manusia. Sebagai sosok yang pantas untuk dilindungi dan diperjuangkan.

Kau mungkin pernah merasa menjadi sosok paling beruntung sedunia saat dia akhirnya menggenggam tanganmu, berbicara lembut padamu, cemburu, takut kehilanganmu, dan bahkan mendaratkan kecup paling hangat di keningmu. Kau mungkin pernah merasakan hal itu bahkan mengingat setiap detailnya lebih baik dari kau mengingat setiap detail film kesukaanmu.

And sometimes, when you think you have found the right person, universe just won’t allow your plans to work like you want it yet.

Entah mengapa, keberuntunganmu menjadi timpang. Khayalan indah yang kau pikir akan segera terlaksana menjadi rumpang. Rencana-rencana yang pernah kau susun dan kau andai-andaikan tak pernah berjalan sesuai yang kau inginkan. Garisnya sudah tak bersinggungan lagi dengan garismu. Kalian tak memiliki alasan lagi untuk bertemu.

Sepahit-pahit kopi, tak ada yang lebih pahit dari kenyataan bahwa kau akhirnya harus sendiri lagi. Memadamkan cinta yang bahkan belum sempat membara. Mengubur harapan yang bahkan belum sempat kau wujudkan.

Kau mungkin melihatnya seperti seseorang yang menolongmu saat kau tenggelam lalu pergi begitu saja bahkan sebelum kau sempat bertanya siapa namanya. Kau mungkin melihatnya seperti senja yang sudah pulang padahal kau belum sempat melihat rekah jingganya karena entah mengapa, hari itu semesta menggumpalkan mendung di ufuk barat.

Kau mungkin merasa begitu berduka hingga berpikir untuk pergi jauh. Jauh sekali. Hingga tangan kesedihan tak mampu menggapaimu lagi.

Kau mungkin berpikir untuk melarikan diri. Menghindari hiruk-pikuk sedu-sedan kesepianmu. Kau mungkin ingin tak sadarkan diri, hingga tak perlu merasa sesakit ini.

Sampai akhirnya kau tiba pada pemikiran tentang semesta. Kau dipertemukan dengannya, berbagi, lalu kalian tak bersama lagi.

Mungkin memang begitu jalan ceritanya.

Terima saja.

Terima saja kenyataan bahwa senjamu memang bukan untuk kau pandangi selamanya.

Terima saja kenyataan bahwa sela-sela jemarimu bukan untuk diisi oleh hangat genggamnya, bahwa perasaanmu bukan untuk dijaga olehnya, bahwa tubuhmu bukan untuk berada dalam dekapannya.

Terima saja kenyataan bahwa memang ada beberapa orang yang diciptakan untuk sekadar datang dan tak pernah tinggal lama.

Termasuk dia.

Dan meski hanya sebentar.

Meski kau akhirnya memilih pergi dengan repih-repih perasaan yang tertinggal.

Meski akhirnya kau memilih melangkah lagi dengan kenangan paling hangat terakhir yang mampu kau ingat setelah ia mengisi sela-sela jarimu dengan genggam paling kuat.

Meski akhirnya kau memilih untuk menyimpannya saja dalam sebaik-baik kenang, menyimpan setiap detail pertemuan terakhirmu dengannya, menyembunyikan perasaan tak keruanmu tiap kali kau mengingat hangat napasnya, wangi tubuhnya, dan lembut getar bibirnya saat mengecup keningmu.

Meski akhirnya kau mampu berjalan lebih tegar dan sabar.

Semesta tahu..

Semesta selalu tahu.

Bahwa kau mencintainya.

Pernah mencintainya.

Nb: berterima kasihlah karena dia mau datang dan berdoalah semoga ia mengenangmu sebaik kau mengenangnya.

Jumat, 25 September 2015

Halo.

Halo. Aku bukan perempuan gila kasih sayang. Aku ini perempuan gila kejelasan. Jangan beri harapan yang mungkin tidak akan bisa kamu jelaskan. Jangan ceritakan padaku bulan itu indah, karna kamu tidak bisa menjelaskannya.

Kamu hanya bisa memberi tanpa tau mengapa itu kamu lakukan. Karena kamu menganggap aku perempuan penonton yang butuh dibahagiakan sebentar. Kemudian apa kabar dengan hatimu, gula kapasku? Sudah bahagia atau belum setelah mengatakan bulan itu indah?

Aku tidak butuh kalimat-kalimat seperti bulan itu indah, madu itu manis, atau sirih itu pahit. Aku hanya butuh kalimat setelah itu. Untuk kamu juga seperti itu, aku tidak butuh kalimat-kalimat seperti ‘akulah yang pantas kau perjuangkan’ atau semacamnya. Aku butuh kejelasan. Aku haus kejelasan. Kenapa harus kamu yang pantas aku perjuangkan? Kamu mau aku memperjuangkan seorang brengsek?
Aku pikir aku akan bisa menyayangi lagi meski harus yang brengsek. Aku pikir setelah kamu datang, duniaku bertambah satu warna. Nyatanya nihil, bukan? Kamu hanya berkata ‘warna itu ada banyak’ tanpa ada kejelasan warna apa yang paling indah, lalu mengapa ada banyak warna, dan dengan kebisuanmu tiba-tiba semuanya gelap berwarna hitam. Bulan yang katamu indah, hitam! Madu yang katamu manis pun begitu. Warna-warna yang katamu banyak dan membahagiakan. Apa yang mau kamu coba jelaskan, brengsek? Ini semua hitam. Kamu menjelaskan semuanya dengan warna hitam, gelap, sepi, tidak ada bau, tidak ada suara.

Mimpi apa aku tadi malam? Kenapa tiba-tiba ada seorang brengsek memberi berita suka kemudian mengadakan pesta kesedihan besar-besaran untukku?

Semuanya brengsek. Bahkan nafasku pun brengsek. Dia menjadi berat saat kamu si brengsek membacakan kalimat-kalimat ambigu. Hatiku brengsek. Dia tidak bisa membedakan cinta dan ingin tau. Tidak bisa membedakan rindu dan kesepian. Katanya, dua-duanya samasama membutuhkan kehadiranmu, brengsek.

Kelak kau kan tau rasanya dikhianati. Kamu akan percaya pada seseorang tapi dikhianati. Kamu akan mulai menyukai seseorang dan dikhianati. Kamu akan berjuang dan dikhianati.

Dari situ, kamu harus belajar sesuatu.

“Kadang, menjadi brengsek itu perlu. Ini hanya soal kepada siapa, kapan, dan bagaimana.”

Sabtu, 19 September 2015

Surat Bulan September

Untuk kamu. Jangan jadikan dirimu seolah kau adalah seekor kupu-kupu manis. Karna aku manusia, bukan bunga yang penuh nektar (yang setelah itu kau tinggalkan).

Atau jangan jadikan dirimu seolah kau adalah air mata. Karna aku manusia, bukan sapu tangan (yang setelah itu kau buang). 

Jangan jadikan dirimu pecandu musiman. Karna aku manusia, bukan secangkir kopi (yang setelah kamu bosan, tidak akan lagi kamu temui). 

Jangan jadikan dirimu seorang pemberi harapan. Karna aku manusia, aku seorang perempuan. Aku mudah percaya dengan segala yang manis. Aku mudah percaya pada tawa. Aku mulai percaya pada pria. Berkat kamu. 

Dan sekarang, berkat kamu, aku belajar melepaskan sekali lagi, tanpa tau apa yang aku dapatkan sebelum itu.

Berkat kamu, aku belajar merelakan sekali lagi, tanpa tau apa yang baru saja aku genggam.

Berkat kamu, aku belajar sesuatu.

"Tidak ada lagi yang harus kamu percayai kecuali Tuhan."

-nonajeeng-

Kamis, 10 September 2015

JATUH CINTAKAN AKU PADA KAMU.

Jatuh cintakan aku pada cinta yang seiman. Karena aku dan dia bisa berdoa pada Tuhan yang sama, meminta pada Tuhan yang sama, bercerita pada Tuhan yang sama.

Jatuh cintakan aku pada cinta yang menjaga. Karena aku ingin jatuh cinta pada "memperbaiki yang salah", bukan jatuh cinta pada "merusak yang telah benar".

Jatuh cintakan aku pada cinta yang mengerti. Karena waktu dan jarak perlu dipahami, Karena segala sesuatu ada pro dan kontranya.

Jatuh cintakan aku pada cinta yang tak merusak. Karena aku akan berdosa ketika jatuh cinta pada cinta yang salah.

Jatuh cintakan aku pada cinta yang murni.

Jatuh cintakan aku pada cinta yang dari hati.

Jatuh cintakan aku pada cinta yang memaklumi.

Jatuh cintakan aku pada cinta yang kuat.

Jatuh cintakan aku pada cinta yang benar.

Jatuh cintakan aku pada cinta yang mau berlari.

Jatuh cintakan aku pada cinta yang abadi.

Jatuh cintakan aku pada cinta yang tidak membagi hati.

Jatuh cintakan aku pada memori-memori.

Jatuh cintakan aku pada cinta yang baik memperlakukanku.

Jatuh cintakan aku pada kamu.

Senin, 17 Agustus 2015

Surat Bulan Agustus

Untuk kamu yang pernah memperjuangkanku, berhasil atau tidak mendapatkan cintaku. Terimakasih karena setidaknya aku tidak berjuang sendirian sejak dulu. Sekarang aku sudah diperjuangkan, meski bukan dengan orang yang sama, yang sejak dulu aku harapkan. Sejak perkenalan kita, aku tau sesaat setelah itu aku harus berjuang, entah berjuang mendapatkanmu, berjuang dalam menolakmu, berjuang pergi darimu, atau sekedar berjuang untuk sadar, bahwa kamu bukanlah dia.

Semoga aku bukan wanita yang sombong, karna aku hanya sulit melepaskan ketika aku menjadi benar-benar sayang dan takut kehilangan.

Untuk kamu yang pernah memperjuangkanku, berjuanglah lagi, setidaknya lama seperti saat aku berjuang untuknya, buat aku jatuh cinta hingga menyesal pernah memperjuangkannya dulu.

Rangkailah ucapan selamat pagi agar hari-hariku berwarna, tidak lagi hitam putih abu seperti dulu. Berikan aku ucapan penutup malam, doakan aku agar pagi nanti masih bernafas. Karena setidaknya, jika aku lebih lama bernafas, lebih banyak waktu untukku sadar.

Ceritakan padaku kisah-kisah perjuangan yang belum pernah kudengar. Apapun, entah yang berjudul penyesalan yang selalu datang diakhir, tentang menyia-nyiakan hati, cinta yang datang tidak pada waktunya, apapun untuk menampar hatiku.

Nyanyikan aku sebuah lagu, atau tuliskan aku sebuah puisi, atau berdoalah pada Tuhanmu untuk segera membuka hatiku, menjelaskannya padaku tentang ketulusanmu. Karena sekarang aku sangat rindu dengan kata “tulus”. Ini sudah tahun ke-dua tidak ada yang mengerti ketulusanku.

Lakukan apapun agar aku lekas jatuh cinta. Agar aku mulai terbiasa dengan hadirnya orang baru, dengan kebiasaan baru, warna-warna baru.

Jadilah orang baru yang mengerti, karena mungkin tibatiba kenangan lalu muncul saat kita berada di tempat yang pernah kami datangi. Jangan memarahiku, jangan memaksa merubahku, jangan jadi kaku dan kasar. Jadilah lembut, manis dan misterius agar aku bisa jatuh cinta sepenuhnya. Tak masalah jika itu hanya manis diawal, yang jelas aku sudah jatuh pada hati yang baru, yang penuh perjuangan mendapatkan hatiku.

Tunjukkan padaku kebahagiaan seperti apa yang setiap hari akan kudapatkan jika aku milikmu.

Jangan terlalu romantis, karena penyesalanku akan semakin menjadi. Besar dan biasanya sulit kutangani sendiri. Kalau mungkin kamu datang beberapa bulan lalu, aku tidak akan pernah menyesal berjuang untuk angin.

Iya angin, karena semua yang kulakukan tak pernah terlihat meski bisa dirasakan. Sadis memang, dan aku tidak ingin menjadi seperti itu untukmu.

Tuhan selalu punya pembelajaran yang hebat, aku sudah belajar jadi lebih sabar saat mencintainya dalam kebisuan. Jika saat ini aku masih belum bisa menerima perjuanganmu, percayalah, Tuhanmu pasti ingin kamu belajar sesuatu, sepertiku. Mungkin supaya nanti kamu lebih bisa menghadapi orang-orang baru, atau mungkin nanti, kita dipertemukan kembali saat kita sama-sama tau rasanya berjuang sepenuh hati.

Aku selalu percaya pada apapun yang akan indah pada waktunya. Langit tak mungkin seterusnya berwarna gelap. Pasti ada warna biru, ada pelangi. Jika sekarang kamu masih belum melihatnya, mungkin kamu belum bersyukur. Karena pelangi akan datang saat ada air hujan, air hujan datang saat ada awan tebal. Bersyukurlah.

Untuk kamu yang pernah memperjuangkanku, terimakasih, karena kamu, aku bisa menulis ini, yang bisa ku baca berulang-ulang setiap hari. Aku juga bisa memberi tahu banyak orang tentang berjuang. Berjuang dalam ceritaku, atau dalam ceritamu mendapatkanku.

Untuk kamu yang pernah atau baru saja memperjuangkanku. Yang kamu harus tau, aku masih belum bisa membuka hati yang baru meski hati yang lama sudah tertutup rapi.

“Berjuanglah agar ku perjuangkan.”

“Buat aku jatuh cinta sekarang, agar aku bisa jatuh cinta setiap hari.”

Diajeng Premintia Kinanti