Menjadi seseorang dengan banyak pembenci bukan pilihan hidup. Itu adalah hasil dari bagaimana kamu membungkus rapi segala sesuatunya dan mengenalkannya pada yang lain. Lupakan respon positif negatif, itu sudah pasti terjadi. Terlihat baik, manis, mungkin berhasil merubah persepsi dua atau tiga orang tentang dirimu. Lalu untuk yang lain?
Pembenci hanya akan bekerja sebagai pembenci. Membicarakan apa saja mengenai dirimu, kemudian menulis banyak sindiran dengan harapan semua itu akan kamu baca. Pembenci akan merasa dirinya berhasil saat kamu jatuh, lemah, menangis, mengeluh, gagal dan tak ingin mencoba lagi. Lalu, kamu hanya tinggal memilih. Pertama, apakah kamu akan semakin bersedih, menganggap dirimu benar-benar gagal dan membiarkan dia berhasil menjadi pembenci yang handal? Atau kedua, kamu berdiri lagi dengan badan tegap, menyembunyikan semua keluhanmu, sedihmu, air matamu, tunjukkan bahwa kegagalan yang barusan kamu alami adalah sesuatu yang harus terjadi, mungkin itu skenario dari Tuhan, mungkin cobaan cobaan yang harusnya dengan mudah kamu tangani. Kamu hanya harus membuktikan kepada mereka para pembenci bahwa kebahagiaan mereka atas kegagalanmu adalah pacuanmu untuk maju dan jauh meninggalkan pembenci-pembenci itu di bumi.
Hidupmu adalah hidupmu, kamu yang menjalani, kamu pula yang menerima hasilnya sendiri. Pembenci selalu ada di belakangmu, tapi lupakan saja, mereka hanya berjaga-jaga kalau suatu saat kamu menghentikan langkahmu, melambaikan tangan, menangis, berlutut, menyerah dan memilih untuk mundur; mereka akan tertawa sekeras-kerasnya di dekat telingamu. DI DEKAT TELINGAMU SEKERAS-KERASNYA! Lalu kau akan membiarkannya? Jangan hidup menjadi orang bodoh, Sayang. Kamu hidup untuk kebebasanmu dan keberhasilanmu. Bukan untuk menyenangkan hati mereka para pembenci. Kamu berdandan seperti apapun seperti siapapun, pembenci akan tetap membenci.
Biarkan pembenci-pembenci itu berkreasi, mereka bekerja juga untuk hidupnya – yang biasa-biasa saja. Biarkan saja mata pembenci memandang dirimu dan keberhasilanmu semua menyilaukan; menyakiti matanya hingga dia harus membencimu. Biarkan saja hidungnya mencium aroma kemenangan atas dirimu; berbau wangi hingga dia akan lakukan berbagai cara agar hari-harinya tak lagi tercium aromamu. Biarkan saja mulut pembenci melontarkan apa yang harusnya dia lontarkan. Tentunya, untukmu, semua umpatan itu tak akan ada pengaruhnya, bukan? Biarkan saja telinganya mendengar suara lantangmu, tentang keberhasilanmu dan rasa terima kasihmu untuk semua dorongan mereka. Upaya menjatuhkanmu, kamu anggap sebagai dorongan, bukan? Biarkan hatinya marah dan menjerit semaunya. Jangan dihiraukan. Pembencimu hanya menggemarimu; tapi dengan kemasan yang berbeda. Kamu harus menghafalkan kalimat ini.